Jumat, 23 November 2012

Ekologi Pemerintahan

EKOLOGI PEMERINTAHAN


EKOLOGI PEMERINTAHAN
Imratussalihah
E121 09 007
Ilmu Pemerintahan
A. Pengertian Ekologi
Istilah Ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu :
  • Oikos : berarti rumah atau tempat tinggal, lebih tepat jika dikatakan sebagai tempat atau lingkungan dimana organism itu hidup (berdiam)
  • Logos : berarti ilmu
Perbedaan substantive antara Ekologi dan Lingkungan yaitu :
Persoalan Lingkungan
Persoalan Ekologi
Pemikiran manusia untuk memperbaiki agar udara dan air yang terkena polusi(tercemar) dapat diubah menjadi udara dan air yang segar,bersih dan sehat untuk kepentingannya sendiri. Pemikiran manusia yang semakin luas dan mendalam tentang bagaimana upaya melestarikan danau, mencegah efek insektisida terhadap berbagai spesies binatang, mencegah masuknya pencemaran terhadap sumber air minum(sumur), mencegah pengaruh perubahan iklim terhadap produksi dan perubahan habitat.

Pengertian Ekologi Pemerintahan
Ekologi pemerintahan ialah suatu ilmu yang memepelajari adanya proses saling pengaruh mempengaruhi sebagai akibat adanya hubungan normatif secara total dan timbale balik antara pemerintah dengan lembaga lembaga tertinggi/tinggi Negara, maupun antar pemerintah, vertical horizontal, dan dengan masyarakatnya.
B. Klasifikasi Lingkungan
Menurut Fuad Amsyari lingkungan dapat dibedakn dalam tiga kategori :
  1. Lingkungan Fisik (physical environment), yaitu segala sesuatu disekitar kita yang berbentuk “benda mati” seperti : rumah,kendaraan, gunung, air,sinar matahari,dll
  2. Lingkungn Biologis (biological environment), yaitusegala sesuatu yangberada di sekitar manusia yang berupa organism hidup selain manusia itu sendiri. Seperti binatang dan tumbuh – tumbuhan.
  3. Lingkungan Sosial (social environment), yaitu manusia – manusia lain yang ada di sekitarnya, seperti tetangga, teman- teman dan orang lain di sekitar kita yang belum kita kenal.
Manusia atau makhluk hidup pada umumnya dan lingkungan mempunyai ikatan ekologis, yaitu hubngan timbale balik atau interaksi yang harmonis dan stabil dalam bentuk ikatan sumber energy kehidupan yang dalam batas – batas tertentu tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain, karena keduanya merupakan satu kesatuan system yang disebut dengan ekosistem.
Bentuk- bentuk Ekosistem
Berakaitan kajian ekologi, terdapat dua bentuk ekosistem, yaitu :
  1. Ekosistem Alamiah (natural ecosystem), yaitu bentuk daripada proses kehidupan yang terdapat seperti di hutan – hutan belantara atau di lautan – lautan luas, maupun di daerah – daerah kutub, dimana campur tangan manusia belum sampai kesana.
  2. Ekosistem Buatan (artificial ecosystem),yaitu suatu bentuk lingkungan hidup terutama sebagai hasikerja manusia terhadap ecosystemnya, sehubungan dengan kemampuan yang luar biasa untuk mengolah materi – materi yang ada di sekitarnya.
C. Lingkungan Pemerintahan
Dalam Ekologi Pemerintahan, ada dua macam Ekosistem yaitu :
1. Ekosistem/lingkungan Fisik
Lingkungan fisik ialah lingkungan alam bersama tumbuhan dan hewan yang ada disuatu wilayah Negara, termasuk manusia sebagai salah satu faktor yang selalu berproses dengan lingkungannya
Lingkungan Fisik dapat digolongkan kedalam 3 kelompok yaitu : kondisi geografis, keadaan penduduk, dan sumber daya alam.
2. Ekosistem/lingkungan social atau geografis
Lingkungan geografis dapat member pengaruh terhadap kehidupan fisik dan kehidupan kejiwaan manusia.
D. Pemikiran Tentang Pemerintahan
Penerapan secara analogis dalam bidang pemerintahan
1. Ekosistem
Ekosistem pada dasarnya adalah dinamika ekologi meliputi gelombang kehidupan, energy, kelahiran, pertumbuhan, kematian, perkembangan, kehancuran, dalam hubungan yang saling mempengaruhi.
2. Suksesi
Adalah adanya kehidupan setelah kematian suatu spesies
3. Habitat
Habitat adalah suatu ruang atau wilayah dimana terdapat suatu kehidupan tumbuhan atau binatang. Dalam habitat ini terjadi suatu hubungan unsure – unsure lingkungan yang rumit.
4. Perubahan Energi
Organism hidup dapat bergerak dan berjalan, Karen adanya peredaran atau perubahan energy dari dan kelingkungan mereka. Energy tersebut dapat dirubah sesuai dengan kepentingannya.
5. Saling Hubungan Antarorganisme

E. Dimensi Pemerintahan
Dimensi pemerintahan dapat dikaji berdasarkan salah satu teori dari Aristoteles, yaitu teori organisme. Asumsi teori ini menyatakan bahwa Negara atau pemerintahan adalah kodrat dan erupakan satu organisme yang mempunyai kehidupan tersendiri.
Dalam bukunya “politics”,Aristoteles menyatakan bahwa Negara adalah masyarakat paguyuban yang paling tinggi dalam masyarakat paguyuban yang lainnya. Negara bersifat kodrat dan memiliki semua sifat organisme yang terdapat pada makhluk hidup.
F. Prinsip Dasar ekologi pemerintahan
Ada 4 prinsip dasar Ekologi Pemerintahan menurut Fuad Amsyari, yaitu :
  1. Setiap masalah akan menibulkan stimulus negative terhadapsistem yang akan menghancurkan eksistensi manusia.
  2. Perlunya tindakan adaptasi yang menyeluruh dan mengarah kepada suatu perbaikan ekosistem agar menjadi lebih stabil dan harmonis. Serta bebas dari ancaman stimulus negative yang sama untuk dimasa yang akan dating.
  3. Apabila tindakan adaptasi yang dilakukan merupakan satu stimulus negative yang baru bagi organisme lain, maka segala usaha harus mendahulukan kepentingan populasi manusianya disbanding kepentingan populasi lainnya.
  4. Tindakan adaptasi apapun yang dilakukan harus berorientasi pada pemikiran untuk kemanfaatan yang sebesar mungkin untuk kepentingan eksistensi manusia.
G. Pengaruh lingkungan social terhadap ekologi pemerintahan
1. Pengaruh Ideologi terhadap Ekologi Pemerintahan
Secara etimologi,istilah ideology berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata eidos dan logos. Yang berarti ilmu atau ajaran tentang ide,gagasan,atau cita – cita tertentu, dimana sifatnya tetap dan sekaligus merupakan dasar, pandangan atau paham.
Untuk memperkuatketahanan ideology perlu langkah pembinaan sebagai berikut :
  • Pengamalan pancasila secara obyektif dan subyektif.
  • Pancasila sebagai ideology terbuka perlu direlevansikan dan diaktualisasikan agar mampu membimbimbing dan mengarahkan masyarakat, Bangsa dan Negara.
  • Bhineka Tunggal Ika dan Wasantara terus dikembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai upaya untuk menjag persatuan bangsa dan kesatuan wilayah.
  • Contoh para pemimpin penyelenggara Negara dan pemimpin tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.
  • Pembangunan seimbang antara fisik material spiritual untuk menghindari tumbuhnya matrealisme dan sekularisme.
  • Pendidikan moral pancasila ditanamkan pada anak didik dengan cara mengintegrasikan ke dalam pelajaran lain.
2. Pengaruh Politik terhadap Ekologi Pemerintahan
Membahas politik tidak lepas pemerintahan. Lebih khusus lagi dalam pemerintahan Indonesia. Kita ketahui bahwa system politik yang dianut suatu Negara mau tidak mau pasti akan berpengaruh kedalam lingkungan pemerintahan Negara tersebut, begitu pula di Indonesia.sistem multi partai yang dianut Negara kita pasti akan sangat berpengaruh terhadap pengambilan – pengambilan kebijakan oleh pemerintah. Bagaimana tidak, parlemen diduduki oleh orang – orang yang berasal dari partai politik. Maka tidak heran jika kebijakan yang dikeluarkan akan selalu ada perbedaan – perbedaan didalamnya.
3. Pengaruh Ekonomi terhadap Ekologi Pemerintahan
Bidang yang mengalami perbenturan paling keras dengan urusan lingkungan adalah ekonomi, sebagian besar termologi ekonomi mulai dari yang Marxis sampai yang monetarian terbukti gagal mempertemukan keperdulian lingkungan dengan kenyataan praktik berekonomi di dunia nyata.
Dalam peningkatan ekonomi, nilai ekologi diabaikan. Padahal nilai ekologi lebih penting daripada perkembangan nilai ekonomi. Sehingga tidak mengherankan terganggunya keseimbangan ekosistem, langsung maupun tidak langsung seperti meningkatnya suhu udara di perkotaan, pencemaran udara, menurunnya air tanah dan permukaan tanah, banjir dan masih banyak lagi dampak – dampak yang di timbulkan akibat pengrusakan lingkungan demi mengembangkan ekonomi.
Dalam permasalahan ini, pemerintah sudah seharusnya berfikir langkah apa yang harus diambil, kebijakan – kebijakan yang diambil tidak hanya sekedar kebijakan semata, tapi membutuhkan realisasi yang berdampak positif bagi ekologi maupun perkembangan perekonomian.
4. Pengaruh Sosial Budaya terhadap Ekologi Pemerintahan
Social budaya juga sangat berpengaruh terhadap kondisi ekologi pemerintahan. Misalnya di Indonesia, social budaya yang multikulural akibat dari  kondisi geografis yang terpisah – pisah berbentuk kepulauan sangat berpengaruh pada bentuk Negaranya, yakni Negara kesatuan.
5. Pengaruh Pertahanan dan Keamanan terhadap Ekologi Pemerintahan
Masalah pertahanan keamanan tidak bisa begitu saja diabaikan. Suatu Negara yang kondisi pertahanan negaranya tidak kuat maka akan dengan mudah di kacaukan oleh Negara lain yang memiliki kepentingan. Dengan begitu, system pemerintahan pun akan goyah, yang akan mengakibatkan ketidak stabilan semua sector. Contohnya saja Negara Indonesia tercinta ini, jelas skali bahwa system pertahanan di Negara kita masih lemah. Kasus klaim mengklaim wilayah misalnya antara Indonesia dengan Malaysia. Dari segi keamanan, teroris dengan mudah memasuki wilayah NKRI.

Jumat, 16 November 2012

Landak laut atau disebut juga bulu babi (Echinoidea)

Landak laut atau disebut juga bulu babi (Echinoidea) merupakan hewan laut yang berbentuk bundar dan memiliki duri pada kulitnya yang dapat digerakkan. Binatang ini terbagi menjadi sekitar 950 spesies dan dapat ditemukan mulai dari daerah pasang surut sampai di kedalaman 5.000 meter.[1]
Landak laut atau disebut juga bulu babi (Echinoidea) merupakan hewan laut yang berbentuk bundar dan memiliki duri pada kulitnya yang dapat digerakkan. Binatang ini terbagi menjadi sekitar 950 spesies dan dapat ditemukan mulai dari daerah pasang surut sampai di kedalaman 5.000 meter.[1]

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki lebih dari 17.000 pulau yang terbentang sepanjang garis khatulistiwa. Sebagai negara maritim, tentu saja Indonesia mempunyai potensi kekayaan laut yang luar biasa. Bahkan kita memiliki keanekaragaman hayati tertinggi kedua di dunia, setelah Brazil. Namun sayangnya, kita belum memaksimalkan potensi bahari kita karena kurangnya dukungan pemerintah, rendahnya pengetahuan, belum tingginya semangat kewirausahaan, dan sebagainya. Komoditas ekspor utama kita masih dari sektor perminyakan, pertambangan, perkebunan, kayu, dan tekstil.
Saat ini, pengembangan potensi perairan lebih banyak difokuskan pada wisata bahari dan industri perikanan. Ikan laut sudah lama diketahui memiliki kandungan protein tinggi dan merupakan komoditas utama. Namun, selain ikan, udang, kepiting, dan lain-lain, laut kita juga sebenarnya memiliki potensi lain, seperti rumput laut, kuda laut, bulu babi atau landak laut yang seringkali dianggap tidak menguntungkan. Pandangan seperti itu terjadi karena rendahnya pengetahuan masyarakat bahkan pemerintah sendiri akan manfaat dan nilai ekonomi hewan-hewan laut tersebut.
Sebagai contoh, bulu babi atau landak laut (sea-urchin). Bulu babi (Echinoidea) merupakan hewan laut berbentuk bulat, berduri, dan hidup di lautan manapun di seluruh dunia. Warnanya ada yang hitam, hijau, coklat, ungu, dan merah. Makanan utama mereka adalah ganggang (algae). Telurnya (sea urchin roe) mengandung protein tinggi (hingga 70%), asam amino, zat besi, dan mineral, sehingga bermanfaat untuk vitalitas, mengatur metabolisme, rendah kolesterol, dan menurunkan tekanan darah.
Dengan manfaatnya yg besar, telur bulu babi menjadi bahan baku untuk industri farmasi dan industri makanan. Di kawasan Mediterania, Amerika Utara, Cili, Selandia Baru, telurnya kerap dimakan mentah bersama jeruk lemon. Di Jepang, roe dikenal dengan nama ‘uni’ dan merupakan bahan baku sushi dan sashimi. Jepang mengimpor bulu babi dari Amerika Serikat dan Korea Selatan.

Selain untuk dikonsumsi, hampir semua bagian tubuh bulu babi dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi produk bermanfaat (zero waste product). Cangkangnya bisa dijadikan bahan baku kerajinan tangan atau diolah menjadi tepung sebagai bahan pakan ternak. Sedangkan usus ya dapat dijadikan pupuk organik.
Namun di Indonesia, bulu babi  biasanya hanya menjadi sampah dan dibuang para nelayan dengan cara dibenamkan dalam pasir agar mereka tidak terluka kena durinya. Kehadiran bulu babi juga mengganggu pertumbuhan karang dan membahayakan penyelam sehingga harus disingkirkan.
BUDIDAYA BULU BABI
Potensi bulu babi ini pertama kali dilirik oleh Yuri Pratama, salah satu pendiri Urchindonesia yang bergerak dalam pembudidayaan binatang laut tersebut. Menariknya, Yuri sama sekali tidak memiliki latar belakang dunia perikanan. Perkenalan alumnus FISIP-UI ini dengan bulu babi bermula ketika melakukan riset ekowisata di Pulau Menjangan, Gilimanuk, Bali. Di sana, Yuri memperhatikan para nelayan yang tengah membersihkan karang dan menyingkirkan bulu babi.
Kembali ke Jakarta, Yuri lalu mengumpulkan berbagai informasi mengenai bulu babi di internet. Informasi dan literatur yang terbatas mendorongnya untuk mencari informasi ke LIPI, mendatangi para pakar kelautan, maupun belajar dari nelayan tentang hewan laut itu. Berdasarkan informasi yang diperolehnya, ia kemudian nekat untuk mengembangkan usaha bulu babi ini. Padahal saat memulai usaha tersebut, pihak keluarga dan bahkan Menteri Kelautan dan Perikanan memandang rendah idenya tersebut.
Setelah itu, Yuri lalu mencari tahu prospek pasar dan target pasar, yakni restoran Jepang dan perusahaan farmasi. Ia juga harus menentukan lokasi budidaya yang sesuai. Akhirnya ia memilih Pulau Tidung, dalam gugusan Kepulauan Seribu sebagai tempat usahanya.  Alasannya, lokasi tersebut  dekat dengan Jakarta yang ia anggap sebagai gerbang pasar yang potensial.  Selain itu, lokasi tersebut sudah ada listrik, sarana transportasi, serta memiliki SDM yang memadai.
Maka bermodal keyakinan dan uang sebesar Rp 20 juta, Yuri memulai usaha ini dari tahun 2008. “Jual motor dan masa prihatin selama dua bulan karena sulit mengubah mindset nelayan. Nelayan lebih suka ikut pelayaran samudera dan menyabung nyawa di lautan lepas ketimbang meyakini untuk memulai budidaya bulu babi,” jelasnya. Ia lalu memperkenalkan sistem ini ke beberapa kelompok nelayan, bukan individual. Untunglah, jika semula hanya tiga nelayan yang mau bermitra dengannya pada 2009, maka sekarang sedikitnya sudah ada 20 nelayan yang mau bekerjasama.
Jika pada mulanya, Yuri hanya membuat satu keramba bulu babi sederhana dengan biaya Rp 4-5 juta, “Sekarang, saya memiliki tujuh keramba bulu babi di Pulau Tidung, Pulau Panggang, dan Pulau Pari,” lanjut dia bangga.
Selama memulai dan membangun bisnisnya, Yuri banyak melakukan trial-and-error dan berhasil mendapatkan data tentang musim panen, yakni Februari-Maret, Juni–Juli dan November. “Biasanya mereka bereproduksi saat bulan purnama berlangsung,” Yuri menambahkan.  Meski demikian, hal tersebut masih butuh validasi lebih lanjut. Selain itu, Yuri juga jadi mengetahui bahwa seekor bulu babi seberat 300gr dapat menghasilkan telur sebanyak 25–35% dari total beratnya.
Dalam sekali masa panen, ia dapat memanen bulu babi sekitar 80-100 kg. Seekor bulu babi hidup seberat 300 gr dihargai USD 1.  Untuk bulu babi yang kualitasnya kurang bagus, umumnya dijual dalam bentuk kering, dihargai Rp 180.000–230.000/kg. Yuri menargetkan untuk memanen bulu babi hingga 300 kg. Rencananya, Yuri akan mendirikan fasilitas pembenihan dengan kapasitas 1.000 ekor yang menelan dana Rp 20 juta. Yuri berharap, setelah fasilitas pembenihan berdiri, kapasitas produksi telur bulu babi bisa meningkat.
Lalu, kemana panen itu dijual? Pada saat merintis usaha, panen pertamanya sebanyak 50 kg telur bulu babi habis digunakan untuk contoh produk dan promosi, guna merambah jaringan pasar. Yuri mendatangi sejumlah restoran Jepang di Jakarta. Namun, pengelola restoran yang terbiasa dengan produk impor masih ragu membeli telur bulu babi dari Yuri, meskipun harganya lebih murah. Yuri menawarkan harga Rp 250 ribu/kg, sementara produk impor dari kawasan ASEAN harganya USD 30 dan di Jepang sendiri mencapai USD 300/kg. Tak habis akal, Yuri menjajal segmen pasar lainnya, yaitu perusahaan farmasi di Semarang. Terobosan lainnya adalah masuk ke pasar swalayan khusus untuk warga Jepang.
Meski peluang ekspor begitu besar, Yuri ingin fokus menundukkan pasar dalam negeri terlebih dahulu. Ia ingin menjadi pemain lokal terkemuka di bisnis telur bulu babi sekaligus menjadi proyek akhiratnya untuk mengangkat kaum nelayan Indonesia menjadi sejahtera. Karena selama ini, untuk produk ikan laut, para nelayan tidak pernah menikmati harga jual yang layak. Sebaliknya para pengepul dan pedagang besarlah yang menikmati keuntungan besar.
Urchindonesia memiliki value 3P, yakni:
1. Profit
Setiap entitas usaha harus dapat menciptakan laba agar bisa meningkatkan kesejahteraan.
2. People
Melibatkan dan memberdayakan sebanyak mungkin nelayan dengan konsep kemitraan dan bagi hasil yang riil, yakni 50:50.
3. Planet
Kepedulian terhadap lingkungan dengan mengambil bulu babi yang merupakan hama bagi terumbu karang.
Ia berharap budidaya bulu babi ini dapat menjadi usaha alternatif bagi nelayan di Kepulauan Seribu ditengah cuaca dan iklim laut yang tidak bersahabat, himpitan biaya melaut yang tinggi, kesulitan dalam hal mencari ikan di laut (yang mendorong terjadinya praktik illegal fishing dan perusakan terumbu karang oleh nelayan), serta risiko lainnya. Yuri juga ingin menciptakan nelayanpreneur, yaitu nelayan yang juga wirausaha serta mandiri.
Tujuan jangka panjang Yuri adalah menjadikan usaha budidaya bulu babi sebagai bagian dari industri bahari yang kuat.
Menurutnya, kawasan Indonesia Timur sangat potensial digunakan sebagai lokasi beternak bulu babi. “Kami sudah ada partner di Maluku dan Makassar yang akan segera mulai mengembangkan usaha ini,” imbuh Yuri. Selain itu, ia juga ingin meningkatkan nilai tambah telur bulu babi ini menjadi industri produk telur bulu babi dalam kaleng (seperti di Filipina) yang mampu memberikan lebih banyak lapangan kerja. Sebuah mimpi yang besar.
Yuri menekankan agar dalam merintis usaha ingat 3M:
1. Mulai dari diri sendiri,
2. Mulai dari yang kecil, dan
3. Mulailah SEKARANG!
=========================================
sumber : www. http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2012/01/22/bulu-babi-dari-sampah-menjadi-emas/

Kamis, 08 November 2012

Nasi Uduk, yang memang diuduk

Pada kesempatan kali ini, penulis akan membuat tulisan tentang makanan kesukaan. Dari namanya saja kita bisa liat bahwa makanan ini termasuk makanan unik yaitu Nasi Uduk. Disebut Nasi Uduk karena mungkin cara pengambilan nasi nya yang memang diaduk hehehe.. Penulis menyukai masakan ini karena rasanya yang khas , berbeda dari masakan manapun yang ada. Nasi uduk dapat dicampur dengan berbagai jenis makanan lainnya contoh tempe, kerupuk, gorengan, yaahhh jadi laper deh hehe..
Berikut ini adalah cara membuat Nasi Uduk :

Resep Bahan Nasi Uduk :

  1. 500 gram beras, cuci, tiriskan
  2. 600 ml santan dari 1 butir kelapa tua
  3. 1 sendok makan garam
  4. 2 lembar daun salam
  5. 2 lembar daun pandan, sobek-sobek, ikat
  6. 1 sendok teh ketumbar bubuk

Resep Sambal Kacang Nasi Uduk :

  1. 100 gram kacang tanah, goreng
  2. 1 buah cabai merah
  3. 10 buah cabai rawit (menurut selera)
  4. 1 sendok teh garam
  5. 1 sendok makan gula pasir
  6. 1sendok makan cuka
  7. 150 ml air matang

Resep Pelengkap Nasi Uduk :

  • teri nasi goreng
  • kacang goreng
  • bawang goreng
  • emping goreng
  • sambal kacang
  • irisan telur dadar

Cara membuat Nasi Uduk :

  1. Kukus beras sambai setengah matang (25 menit), pindahkan ke panci. Didihkan santan bersama bahan lainnya, tuangkan sampai kurang lebih 1 ruas jari di atas beras. Jerangkan di atas api kecil sampai santan terserap habis. Kukus matang.
  2. Campur sambal kacang, haluskan.
  3. Sajikan dengan bahan pelengkap.
 Hayyooo, pasti jadi pada laper dan pengen makan kan ? hehehe. Semoga resep resep diatas dapat membantu anda dalam membuatnya secara cepat dan tepat. Sekian dari Saya, terimakasih