1) Oksida Logam
Oksida logam terbentuk antara unsur IA dan IIA dengan oksigen. Oksida logam alkali atau alkali tanah kurang lebih akan larut dalam air dan menunjukkan sifat basa. Natrium oksida Na2O adalah contoh khas oksida basa. Jadi,
Na2O(s) + H2O → 2Na+(aq) + 2OH¯(aq)
(aq)
menunjukkan bahwa spesi ini ada dalam larutan dalam air. Bahkan bila
oksida ini sedikit larut dalam air, oksida ini tetap basa bila bereaksi
dengan air.
Semua
oksida logam golongan IA bersifat mudah larut dalam air. Kelarutan ini
disebabkan terjadinya reaksi hidrolisis ion oksida menjadi ion
hidroksida. Sifat basa kuatnmya disebabkan oleh OH- contohnya:
K2O(S) + H2O ® 2KOH(aq)
Semua oksida logam IA maupun IIA bersifat sangat reaktif terhadap air, sehingga harus disimpan dalam udara kering.
Semua
oksida logam IIA juga bersifat basa,kecuali BeO yang bersifat amfoter.
Makin kebawah dalam satu golongan, sifat basa oksida logam IIA semakin
kuat. Namun karena MgO tidak larut dalam air, sifat basanya ditunjukkan
oleh kemampuannya bereaksi dengan H+ (karena bereaksi dengan asam) reaksinya:
MgO(s) + 2H+(aq) ® Mg2+(aq) +H2O
MgO(s) + H2O tidak larut
Semua oksida logam mempunyai titik leleh di atas 19000C yang menunjukkan sebagai senyawa ionik yang mengandung ion oksida, kecuali berilium oksida merupakan senyawa kovalen.
2) Oksida Non-Logam
Oksida
ini terbentuk dari oksigen dengan unsur-unsur nonlogam
seperti,nitrogen,sulfur,posfor,dan golongan ahalogen serta karbon
dioksida. Sebagian besar oksida non logam bersifat asam. Kekuatan asamnya meningkat dari kiri ke kanan dalam satu periode dalam tabel periodik. Dengan kata lain, keasaman menjadi lebih kuat dengan meningkatnya sifat non logamnya.
Contoh oksida nonlogam SO2,SO3,CO2,NO2,P2O5. Seperti pada Sebagaimana unsur golongan 14, karbon memiliki dua oksida, CO dan CO2, dan keasaman CO2 lemah (H2CO3 adalah asam lemah). Oksida karbon berwujud gas tetapi oksida silikon dan unsur-unsur di bawahnya berwujud padat. SiO2 tidak larut dalam air, tetapi oksida ini bersifat asam karena bereaksi dengan basa.
SiO2 + 2NaOH → Na2SiO3 + H2O
SO3 dan P4O10 adalah oksida asam karena oksida ini bereaksi dengan air menghasilkan proton.
3) Oksida Amfoter
Oksida
amfoter terbentuk antara oksigen dengan logam amfoter antara lain
Al,Sn,Zn,Pb,Sb,Cr. Oksida ini berlaku sebagai basa terhadap asam kuat
dan sebagai asam terhadap basa kuat.contoh:
ZnO + HCl ® ZnCl2 + H2O
ZnO + 2H+(aq) ® Zn2+ + H2O
4) Oksida netral (oksida inert)
Oksida
netral atau inert adalah oksida yang tidak bereaksi dengan asam maupun
basa. Disamping itu oksida netral juga bila dilarutkan dalam air tidak
menghasilkan asam maupun basa.misalnya:N2O,CO dan MnO2. bila MnO2 (atau PbO2) larut dalam asam,misalnya dalam HCl, pekat, reaksinya adalah reaksi redoks, menhhasilkan Mn2+ dan Cl2 namun bukan reaksi asam basa.
5) Oksida campuran
Oksida
campuran terdiri dari dua macam oksida dari unsur sejenis,tapi berbeda
tingkat oksidasinya,oksida ini merupakan oksida ion yang
nonstoikiometri,contoh Fe3O4 merupakan campuran dari FeO dan Fe2O3.
Bila suatu unsur membentuk beberapa oksida yang biloksnya lebih tinggi
bersifat asam,contohnya Cr membentuk oksida CrO bersifat basa, Cr2O3 Bersifat amfoter dan CrO3 bersifat asam.
b. Senyawa Peroksida
Senyawa peroksida yang banyak digunakan adalah hydrogen peroksida H2O2,
yaitu untuk pemutih pulp kertas, tekstil, kulit, lemak dan minyak
rambut. Dalam industry digunakan sebagai pereaksi kimia organic,
polimer, obat-obatan, dan produksi makanan. Hydrogen peroksida encer
digunakan dalam rumah tangga untuk antiseptic ringan dan pemutih kain.
Hidrogen peroksida murni merupakan cairan tak berwarna yang membeku pada -0,46oC dan mendidih 150,2oC. Cairannya lebih kental dari pada air dengan massa jenisnya 1,44225 g/mL (pada 25oC)
Namun strukturnya tidak planar, tetapi membentuk struktur yang disebut skew-chain
Hidrogen
peroksida mempunyai nilai pKa = 11,75, bersifat asam sangat lemah dan
sebagai proton akseptor, seperti ditunjukan dalam reaksi berikut ini :
H2O2 (aq) + H3O+(aq) H2O(aq) + H3O+ (aq)
Namun
demikian, hydrogen peroksida merupakan oksidator kuat dalam suasana
asam maupun basa. Ini terlihat dari potensial reduksi standarnya :
H2O2 (aq) + 2H+(aq) + 2e- 2 H2O E0=+1,77 V (1)
O2(g) + 2H+(aq) + 2e- ↔ H2O2 (aq) E0=+0,69 V (2)
HO2-(aq) + H2O + 2e- ↔ 3OH-(aq) E0=+0,87 V (3)
Laju reaksi Hidrogen peroksida mudah terurai menjadi air dan oksigen setelah disimpan lama. Reaksinya, sebagai berikut:
2 H2O2 (l) → 2 H2O + O2(g) ∆H= -197 kJ/mol
Penguraian
ini dipercepat oleh adanya, panas , ion logam berat, dan kotoran.
Bahkan air dan oksigen yang menjadi produk penguraiannya juga
mempercepat proses penguraian selanjutnya. Terbentuknya oksigen dari
hasil penguraian itu dapat memicu terjadinya ledakan dan api. Oleh
karena itu hydrogen peroksida pekat harus disimpan dalam botol plastic
khusus yang bagian dalamnya dilapisi lilin dan tidak boleh menggunakan
botol gelas. Permukaan gelas umumnya mengandung alkali yang dapat
mempercepat proses penguraian.
Peroksida yang dijual di toko obat konsentrasinya hanya 2-3%. Biasanya hidrogen peroksida yang dijual secara komersial adalah larutan encer yang berisi sedikit stabilizer, dalam botol kaca atau polietilena untuk menurunkan tingkat dekomposisi. 6% (w/v) hidrogen peroksida dapat merusak kulit, menimbulkan bisul-bisul putih yang disebabkan oleh gelembung oksigen.
Hydrogen
peroksida dapat dibuat melalui berbagai metode. Untuk pembuatan di
laboratorium dalam jumlah yang kecil, sering dilakukan melalui
penambahan barium peroksida ke dalam larutan asam sulfat, encer dan
dingin. Reaksinya sebagai berikut :
BaO2 (s) + H2SO4 (aq) → BaSO4 (s)+ H2O2 (aq)
c. Senyawa Superoksida
Senyawa superoksida Na, K, dan Rb dibuat dari peroksidanya. Contohnya sebagai berikut :
K2O2 + O2 2KO2
Dalam
sistem tertutup seperti pada kapal selam, kalium superoksida digunakan
untuk menghilangkan gas karbon dioksida hasil pernafasan para kru kapal
selam.
Reaksinya sebagai berikut :
4 KO2 (s) + 2CO2 (g) ↔2K2CO3 (s) + 3O2 (g)
Reaksi diatas memungkinkan terjadinya regenerasi gas oksigen yang diperlukan untuk pernafasan.
Superoksida ionic, MO2, dibentuk oleh interaksi O2 dengan K, Rb, atau Cs sebagai padatan Kristal kuning sampai jingga. NaO2 dapat diperoleh hanya dengan reaksi Na2O2 dengan O2 pada 300 atm dan 500°C. LiO2
tidak dapat diisolasi. Superoksida alkali tanah, Mg, Zn, dan Cd hanya
terdapat dalam konsentrasi kecil sebagai larutan padat dalam peroksida.
Ion O2- mempunyai satu elektron tidak berpasangan.
Superoksida adalah zat pengoksidasi yang sangat kuat. Mereka bereaksi
kuat dengan air :
2 O2- + H2O → O2 + HO2- + OH-
2 HO2- → 2OH- + O2 (lambat)
Reaksi dengan CO2, yang melibatkan intermediet peroksokarbonat, diguanakan untuk menghilangkan CO2 dan meregenerasi O2 dalam system tertutup (misalnya kapal selam). Reaksi keseluruhan adalah
4MO2(s) + 2CO2(g) → 2M2CO3(s) + 3O2(g)